Langsung ke konten utama

Pendakian Gunung Andong - Anak Muda yang (masih) Norak



Ketika kegiatan luar ruangan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak muda, kami pada waktu itu tidak mau ketinggalan. Kami dengan sok keren melakukan pendakian ke gunung Andong yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Kami berenam (Aan, Bang Yut, Oki, Appe, Erfan & Ita) berangkat dari Purwodadi, Jawa Tengah (kota asal kami, kecuali Ita) sekitar pukul 1 siang. Karena Appe dan Erfan masih harus bekerja setengah hari kala itu. Setelah kami berkumpul, mengemas perlengkapan dan logistik di pom bensin Ayodya, Purwodadi, kami langsung memacu sepeda motor kami menuju Grabag, Magelang. Dimana pendakian kami akan dimulai dari situ.


Sebelumnya kami belum pernah bepergian kearah sana, sehingga kami hanya mengandalkan GPS dari ponsel kami sebagai petunjuk jalan. Waktu itu semesta sedang sering diguyur hujan, dan waktu itu kami kurang memperhitungkan hal itu. Di tengah perjalanan menuju Grabag, hujan mulai turun. Kami kesulitan untuk melihat GPS yang ada di ponsel, sehingga kami kehilangan arah. Kemudian kami memutuskan untuk menepi, dan berteduh sejenak di emperan toko, sambil melihat GPS.

Baru sekitar pukul 18.00 kami tiba di Grabag. Tepatnya di pasar Grabag. Dari situ kami tidak tahu lagi harus kearah mana. Karena tidak ada petunjuk untuk menuju ke arah basecamp. Di GPS kami juga tidak ada. Mulai dari situ kami memutuskan untuk bertanya kepada warga sekitar. Dan tidak lama, kami tiba di basecamp. Basecamp disana adalah rumah warga yang bisa digunakan oleh para pendaki untuk singgah dan beristirahat. Orang-orangnya juga ramah. Setiba kami di basecamp, kami langsung ditawari teh hangat secara gratis. Sambil kami meminum teh dan beristirahat, kami mengobrol dengan pemilik rumah. Katanya sudah banyak pendaki yang naik ke gunung Andong sejak sore tadi. Kalau kami tidak segera sampai puncak, kami akan kesulitan untuk mencari lahan mendirikan tenda. Mendengar akan hal tersebut, kami bergegas untuk memulai pendakian.


Kala itu kami berasa seperti menjadi kelompok pendaki yang sangat keren. Berani jalan di malam hari, saling sapa ke pendaki lain, keren sekali pikir kami. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, kami tidak keren sama sekali. Kami malah cenderung norak. Oki yang membawa senter dengan power accu (kalo kena ujan kan kelar ya), Erfan dan Ita memakai sepatu sneakers, bahkan Ita juga membawa selimut tebal ala tidur di hotel. Tidak sampai disitu, di sepanjang jalur pendakian kami sangat sering untuk berfoto. Padahal keadaan malam itu gelap gulita. Baru lima langkah jalan, foto. Sepuluh langkah jalan, foto-foto (hadeeeh). Pendakian yang awalnya kami perkirakan 3 jam sudah sampai puncak, meleset jauh. Kami meleset 2 jam dari perkiraan awal. Alhasil kami sedikit kesulitan untuk mencari lahan untuk mendirikan tenda karena keadaan gunung Andong selalu padat pada waktu akhir pekan. Mau tidak mau kami harus mendirkan tenda diatas lahan yang miring.


Gunung dengan ketinggian 1726 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, memang menjadi favorit para pendaki, khususnya para pendaki pemula (seseorang yang baru ingin memula mendaki). Tidak hanya itu, banyak muda-mudi juga yang menjadikan gunung Andong untuk sekedar destinasi liburan. Karena jalur pendakiannya tidak terlalu terjal, dan tidak terlalu tinggi juga, membuat gunung Andong sangat cocok untuk berlibur.

Selama di puncak kami kembali sibuk untuk berfoto-foto. Demi eksis di media sosial. Kami seakan-akan acuh terhadap semesta. Ya, dari awal sudah saya jelaskan, kami masih NORAK. Seperti anak rumahan yang baru pertama kali nongkrong di tempat baru. Belum bisa merasakan atmosfir semesta. Namun tetap saja, kami masih merasa keren pada waktu itu.




Setelah puas berfoto-foto, kami kembali ke basecamp. Saat perjalanan turun, kami belum juga selesai untuk berfoto. Di sepanjang perjalanan turun, kami masih saja berfoto dan berfoto. “Dasar norak”. Sesampainya di basecamp, kami hanya istirahat sejenak dan kemudian kembali pulang. Karena kami menghindari untuk berkendara di malam hari. Tetapi semesta kembali tidak bersahabat. Hujan kembali mengguyur kami. Dan kami kembali kehilangan arah, nyasar. Norak, norak.

Komentar

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini